Senin, 19 Oktober 2009

pertanian organik

PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan pertanian selama ini telah memberikan dukungan yang sangat tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rakyat . Namun demikian disadari bahwa dibalik keberhasilan tersebut terdapat kelemahan kelemahan yang perlu diperbaiki. Produksi yang tinggi yang telah dicapai banyak didukung oleh teknologi yang memerlukan input (masukan) bahan-bahan anorganik yang tinggi terutama bahan kimia pertanian seperti pupuk urea, TSP/SP-36, KCl, pestisida, herbisida, dan produk-produk kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan dengan dosis yang tinggi secara terus-menerus, terbukti menimbulkan banyak pencemaran yang dapat menyumbang degradasi fungsi lingkungan dan perusakan sumberdaya alam, serta penurunan daya dukung lingkungan..Berbicara tentang pertanian di tengah gejolak defisitnya pangan yang melanda berbagai negara di dunia, bukanlah merupakan topik yang menyenangkan untuk dibahas. Kebijakan pembangunan pertanian konvensional yang diterapkan selama ini bersifat industrial, boros, energi tak terbarukan, eksploitatif sumber daya alam, dan berorientasi pada peningkatan produksi, terutama produksi pangan.Puluhan juta petani dibuat menjadi sangat tergantung pada penggunaan bibit unggul, pupuk, dan pestisida kimia yang boros energi dan merusak lingkungan. Pada permulaan penggunaan, mampu meningkatkan produksi tetapi tidak lama kemudian produktivitas lahan menurun dan pencemaran lingkungan meningkat serta resiko bahaya bagi kesehatan masyarakat dan konsumen yang meningkat. Hal ini akan memaksa masyarakat menerapkan teknologi pertanian alternatif yang lebih bersahabat dengan alam, tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan, menghemat biaya produksi, serta tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia terutama pangan.Salah satu teknologi alternatif yang menjadi solusi saat ini dikenal dengan nama “pertanian organik”, “usaha tani organik”, “pertanian alami”, atau “pertanian berkelanjutan masukan rendah”. Pengertian tersebut pada dasarnya mempunyai prinsip dan tujuan yang sama, yaitu untuk melukiskan sistem pertanian yang bergantung pada produk-produk organik dan alami, serta secara total tidak termasuk penggunaan bahan-bahan sintetik.


Pertanian organik sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru dan asing bagi petani di Petani di Indonesia, terutama yang hidup 1970-an telah menerapkan sisitem pertanian organik sehingga sistem ini dianggap hampir identik dengan pola pertanian tradisional. Hal ini disebabkan oleh pertanian organik akrab dengan lingkungan dan tidak merusak lahan pertanian sehingga unsur hara dapat dilestarikan. sejalan dengan perkembangan pertanian organik di dunia. Konsumen negara-negara maju menjadi pemicu awal dan inspirasi bergulirnya pertanian organik. Di Indonesia, pertanian organik menjadi “tren” karena tumbuhnya kesadaran konsumen untuk mengonsumsi produk yang aman dan sehat.Memasuki abad 21, masyarakat dunia mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian. Orang semakin arif dalam memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup sehat dengan slogan “Back to Nature” telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik.Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi . Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat ( www. Litbang.deptan.go.id., 2002).Menurut Sabastian E.S (2008), pertanian organik merupakan sistem pertanian holistik yang mempromosikan dan menguatkan kesehatan agroekosistem, termasuk biodiversiti siklus biologis dankegiatan-kegiatan biologis tanah dan memiliki tujuan sebagai berikut:Menguatkan keanekaragaman biologi di dalam seluruh sistem.Mempromosikan penggunaan yang sehat dari tanah, air, dan udara sekaligus juga meminimalkan semua bentuk polutan yang muncul karena faktor-faktor kegiatan pertanian. manajemen produksi terpadu yang menghindari pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah dan air. Di sisi lain pertanian organik juga meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia (www.svoong.com, 2007).
IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasiHaris Syahbuddin
, 2005).

Sejak tahun 1990, isu pertanian organik mulai berhembus keras di dunia. Sejak saat itu mulai bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk organik. Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) pada tgl 1 Februari 2000 di Malang. Di Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik dan beberapa produk lainnya. Demikian juga ada produk sayuran bebas pestisida seperti yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Cangar FP Unibraw Malang. Walaupun demikian, produk organik yang beredar di pasar Indonesia sangat terbatas baik jumlah maupun ragamnya (Anonim, 2008).

Setiap prinsip dalam pertanian organik dinyatakan melalui suatu pernyataan disertai dengan penjelasannya. Prinsip-prinsip ini harus digunakan secara menyeluruh dan dibuat sebagai prinsip-prinsip etis yang mengilhami tindakan. Prinsip-prinsip tersebut adalahPertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem. Tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia. Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.

Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.

B. Prinsip Ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus. Sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal.

Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan maupun produk lainnya dengan kualitas yang baik. Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya. Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya. Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangandan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif Dampak sistem pertanian konvensional terhadap berkelanjutan kehidupan memamg sangat mengkhawatirkan. Sistem pertanian konvensional tidak hanya mengancam karena kerusakan lingkungan yang secara langsung diakibatkannya, tetapi juga karena kerusakan dari aspek sosial dan ekonomi. Karenanya, sistem pertanian konvensional harus diberhentikan, walaupun tidak bisa diubah secara revolusioner. Oleh karena itu, pertanian organik solusi yang sangat tepat karena mengedepankan hubungan yang harmonis antar unsur-unsur yang ada di alam dan mampu memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi akibat sistem pertanian konvensional.Sistem pertanian konvensional menggantikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dengan teknologi impor yang harus dibeli oleh petani. Sedangkan pertanian organik dapat memutuskan mata rantai ketergantungan terhadap teknologi impor. Bahan-bahan dasar sarana produksi yang digunakan oleh pertanian organik bersumber dari sumber daya lokal termasuk benih. Benih-benih tersebut secara gratis bisa diperbanyak tanpa harus takut terperangkap akan hak paten perusahaan. Hal ini akan mendorong petani lebih kreatif menciptakan teknik-teknik yang dapat mempermudah hidupnya dan tidak mempersulit makhuk hidup lainnya untuk melanjutkan hidupnya.Sistem pertanian konvensional melahirkan sebuah gerakan sosial yang rapuh. Contohnya adalah monokulturisasi yang melahirkan kompotisi antar petani terhadap air, pasar, dan sarana produksi lainnya. Monokulturisasi juga menyebabkan petani bersaing untuk menjual produk pertaniannya karena terjadinya panen yang bersamaan untuk komoditas yang seragam. Sebaliknya, pertanian organik sangat mengandalkan keanekaragaman tanaman dan rotasi tanaman.sehingga kompetisi antar tanaman dan antar petani dapat dihindarkan, karena pertanian organik sangat mengandalkan kerjasama antar petani dalam sebuah ekosistem pertanian yang luas.Selama hampir seabad, secara sistematis sistem pertanian konvensional tidak memerikan pendidikan yang berarti bagi konsumen. Dimana konsumen tidak merasa penting untuk mengetahui bagaimana proses produksi berlangsung, Konsumen juga tidak merasa tidak bermoral untuk mengonsumsi produk yang di produksi dengan darah dan air mata.

Pendorong bangkitnya kesadaran konsumen, pada awalnya adalah karen publikasi dari kampanye para penggerak pertanian organik . Tentang bahaya mengonsumi produk pangan hasil sistem pertanian konvensional bagi kesehatan manusia. Pada akhirnya menyadarkan konsumen sehingga membebaskannya dari keterasingan dari proses produksi. Kemudian mulai membangun hubungan dengan petani, yang melahirkan mekanisme pasar yang lebih adil.

D. Jalan Pembebasan IV: Membebaskan Dunia Dari Pengrusakan Lingkungan

Pengrusakan lingkungan dari sistem pertanian konvensional, berupa: erosi tanah permukaan dan lahan pertanian, curah hujan yang tinggi, residu pestisida di air permukaan, limbah organik dan limbah domestik, penggunaan pupuk urea dan pembuangan limbah ternak menghasilkan gas metan / gas berbahaya dll. , penggunaan varietas dan jenis tanaman unggul pada suatu areal yang luas dari satu musim ke musim berikutnya. Selain itu kerusakan tanah karena pengguna pupuk sintetik secara perlahan-lahan diperbaiki oleh penggunaan pupuk kompos, rotasi tanaman, dan sistem multiple cropping. Dengan rotasi tanaman dan sistem multiple cropping, maka ledakan hama dan penyakit dapat di kendalikan. Dengan adanya kompos, maka segala unsur yang diperlukan tanaman menjadi tercukupi.Chamber R dan G. Conway menyebutkan bahwa penghidupan (livelihood) akan berkelanjutan (sustainable) jika penghidupan yang ada memampukan orang/masyarakat untuk menghadapi dan pulih dari tekanan dan guncangan, memampukan orang/masyarakat untuk mengelola dan menguatkan kemampuan (capabilities) dan kepemilikan sumber daya (assets) untuk kesejahteraannya/masyarakat saat ini (sekarang) maupun masyarakat/kehidupan di masa mendatang, serta tidak menurunkan kualitas sumber daya alam yang ada.

Pembebasan yang dilakukan oleh pertanian organik akan membawa manusia kepada kehidupan yang berkelanjutan. Pertanian organik mendorong perbaikan sumber daya yang dimiliki manusia. Perbaikan sumber daya manusia dapat diuraikan menjadi perbaikan sumber daya manusia, perbaikan sumber daya alam, perbaikan sumber daya sosial, perbaikan sumber daya ekonomi, dan perbaikan sumber daya infrastruktur.

Selain informasi tersebut, menurut The International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk:

1) Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai

2) Membudidayakan tanaman secara alami

3) Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologi dalam ekosistem pertanian

4) Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang

5) Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian

6) Memelihara keragaman genetik sistem pertanian dan sekitarnya

7) Mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis yang lebih luas dalam sistem usaha tani

APLIKASI PERTANIAN ORGANIK PADA BUAH NAGA

Menurut Ir. Achmad Sarjana Msi, mantan ketua Masyarakat Pertanian Organik (MAPORINA) Jabotabek, kualitas buah organik memang lebih unggul dibanding hasil budidaya konvensional. ”Rasa lebih manis dan daya simpan buah lebih panjang. Tanaman juga lebih bandel terhadap hama dan penyakit,” kata Sarjana. Buah naga organik tahan simpan hingga seminggu pascapetik di suhu ruang. Buah hasil budidaya konvensional hanya tahan 4-5 hari. Pada periode itu penampilan buah masih menarik.

Selanjutnya, menurut Daniel Kristanto, pekebun buah naga di Jawa Timur, buah-hasil budidaya organik dan konvensional-bisa bertahan hingga 25 hari dengan manipulasi atmosfir. Contohnya, dengan mengurangi oksigen kurang dari 8 %, meningkatkan karbondioksida lebih dari 2 %. Meningkatkan kelembaban udara di atas 89 %, dan menjaga suhu di kisaran 13-15ÂșC. Itulah yang dilakukan eksportir mancanegara untuk mengirimkan buah naga ke Indonesia.

Kandungan hara lengkap pupuk organik-seperti N, P, K, Ca, Mg, Bo-membuat buah lebih manis. ”Pada kebun konvensional terjadang pekebun hanya memberi pupuk NPK,” kata Sarjana. Padahal unsur lain seperti Mg dan Ca sangat penting. Magnesium misalnya, ,erupakan unsur penyusun klorofil. Tanaman yang cukup magnesium kandungan klorofilnya optimal. Dengan begitu reaksi pembentukan gula dari H2O dan CO2 lebih tinggi. Sedangkan kalsium memperkuat dinding sel sehingga kualitas buah lebih bagus dan lebih tahan simpan. Buah juga tidak gampang pecah. Pada pertanian konvensional, pasokan Mg dan Ca dapat dipenuhi oleh dolomit. Yaitu kapur pertanian yang mengandung magnesium.

Sinatra Harjadinata, seorang pengusaha buah naga di Bogor (pemilik Imdian Hill Farm) juga menerapkan sistem pertanian organik. Ia membenamkan pupuk organik hasil fermentasi kotoran kambing. Dosisnya 10-15 kg per tiang. Bokashi itu diberikan setiap 5 bulan. Sinatra memilih kotoran kambing karena ketersediannya melimpah di desa-desa sekitar kebun. Kotoran kambing dihancurkan dan difermentasi agar hara yang terkandung mudah diserap. Kotoran kambing yang berbentuk butiran dan berselaput sulit didekomposisi mikroorganisme-mengandung lactobacillus, bacillus, pseudomonas, dan mykoriza-yang dikocorkan setiap 3 bulan. Caranya seliter larutan biang mikroorganisme dicampur dengan 99 liter air. Setiap pohon mendapat 5 liter larutan.

Agen hayati itu kini banyak tersedia di toko pertanian dan balai-balai pertanian. “Yang paling terkenal ialah agen hayati dari Jepang bernama efektif mikroorganisme yang banyak mengandung lactobacillus dan bacillus,” kata Sinatra. Lactobacillus yang ditambahkan pada pupuk kandang atau serasah mempercepat proses perombakan bahan organik. Misalnya, kotoran sapi secara alami membutuhkan waktu penguraian 2 bulan agar unsur hara di dalamnya dapat diserap tanaman. Dengan penambahan lactobacillus dari luar, waktu bisa dipersingkat setengahnya. Pemberian pupuk juga bisa menggunakan rumen sapi (kotoran isi perut sapi) yang dikenal kaya lactobacillus.

Sampai saat ini kebun yang meembudidayakan buah naga organik belum dilaporkan adanya serangan hama dan penyakit hebat. Serangan semut, belalang, dan kutu putih masih di bawah ambang ekonomi yang merugikan. Pestisida nabati berupa ekstrak singkong racun-mengandung sianida-pernah digunakan untuk mengusir semut dan belalang. Caranya 2 kg singkong racun dihancurkandan dilarutkan pada 10 liter air. Namun cara itu ditinggalkan karena pati pada singkong membuat larutan tak tahan lama dan berbau busuk. Kini arsitek dari Universitas Diponegoro itu tengah menjajaki penggunaan daun sereh dan daun kelor.

Meski tanpa campuran pupuk kimia, buah naga organik di Bogor tumbuh subur dan produktif. Menurut Prof. Dr. Dedik Budianta, pakar kesuburan tanah di Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, pertanian organik mampu menjaga kesehatan fisik, kimia, dan biologi tanah beserta lingkungannya.

Secara fisik bahan organik membuat tanah lebih gembur. Kemampuan tanah memegang hara dan air juga menjadi lebih baik. Itu membuat kondisi daerah perakaran optimum untuk penyerapan hara yang terlarut dalam larutan tanah. Pupuk organik juga menjadi pemasok hara-makro dan mikro-yang lengkap, sebut saja Ca, Mg, Mn, dan Fe.

Agen hayati juga berguna dalam proses biologis dalam tanah. ” mereka membantu mengubah unsur hara yang sulit diserap tanaman menjadi dapat diserap rtanaman”, kata dedik. Contohnya beberapa strain pseudomonas melarutkan fosfat dan kaliunm di dalam tanah mebjadi mudah diserap tanaman. ”bila cadangan hara di dalam tanah cukup, peran mikroorganisme bisa menggantikan asupan pupuk sintesis”, ujar dedik. Hara terpakai dikemablikan dengan membenamkan bahan organik berupa kotoran hewan maupun serasah tumbuhan. Dengan begitu buah naga alami bisa terus berproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia (on-line). http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/. Diakses pada 30 september 2009.

www.svoong.com, 2007

Husnain dan Haris S.2005. Mungkinkah Pertanian Organik di Indonesia? Peluang dan Tantangan ISSN : 2085-871X | Edisi Vol.4/XVII/Agustus 2005.Majalah INOVASI.

Anonim.2008. Sistem Pertanian Organik.Tanaman-musiman.blogspot.com. ( diakses pada 30 september 2009).

http://www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_folder_indonesian.prinsip-prinsip pertanian organik.pdf.2009.

Saragih, Sabastian Eliyas. 2008. Pertanian Organik:Solusi Hidup Harmoni dan Berkelanjutan. Jakarta: Penebar Swadaya.


di pos kan oleh: akmala-akmal
11.36 20 okt 2009


klo mw ngambil makalah ini, harus menyertakan penulis nya !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar