Selasa, 10 Februari 2009

aku, menangis...

Dalam genggamanku terasa tersirat berjuta tabir yang tak kusadari
Dikala ratu meninggalkan singasananya,pada saat itu pula aku mulai tersadar dari mimpi
Ruang dan waktu kian meronta pada raga ku
Yang dimana ku sadari pula kehadiran beban yang semakin menari di pundakku.
aku, menangis...

makalah instruktur

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. LATAR PERMASALAHAN
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Instruktur & pendakwah?
II.2. Instruktur ikhlas?
II.3. Instruktur menyenangkan + keren?
BAB III PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
III.2. DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia
adalah sebuah pendidikan. Karena dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini, maka pendidikan selayaknya di sampaikan di dalam pendidikan formal dan diseimbangkan dengan pendidikan informal. Karena Pendidikan informal juga berperan untuk kesuksesan pendidikan formal maka, diadakan training-training. Dalam setiap training, peran kualitas instruktur sangat berpangaruh pada penerimaan materi dengan baik. Karena itu makalah ini akan menjelaskan bagaimana lazimnya instruktur berada dalam setiap forum untuk menyampaikan materi dengan baik.yaitu dengan cara menjadi instruktur yang menyenangkan, ikhlas dan keren.
1.2. latar permasalahan

 Apakah seorang instruktur, juga adalah seorang pendakwah?
 Instruktur ikhlas?
 Instruktur menyenangkan + keren?






BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Instruktur & pendakwah?
Instruktur adalah orang yang menyampaikan sesuatu ilmu dalam pendidikan informal.yang dimana,orang tersebut memiliki peran aktif dalam peran si pendengar/peserta didiknya. Menyampaikan pendidikan berdasarkan aturan2 yang telah tercantum untuk seorang Instruktur.instruktur sangat berpengaruh pada keaktifan/kecerdasan peserta didiknya.
Pendakwah adlah orang yang mendapat amanah untuk menyampaikan suatu kebenaran disertai moral & etika yang dapat menjadi contoh dalm kehidupan kesehariannya. Dalam hal ini,instruktur juga adalah pendakwah dimana, ia dapat menjelaskan sesuatu yang belum diketahui peserta didiknya namun juga sekaligus pemberi solusi untuk masalah peserta didiknya.dengan cara memeberikan solusi paradigmatic dimana Orientasi keluaran (output) berupa keseimbangan pada tiga unsur pendidikan (syakhsiyah Islam, tsaqofah Islam & ilmu kehidupan).

Hal ini dikarenakan Setiap manusia memiliki kewajiban untuk saling memberi peringatan sesuai dengan Qs.<18:9 .>
oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,
dan saling memberikan ilmu yang ia miliki.
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Qs.2:151)
Dan mengarahkan tujuan kehidupan sebenarnya
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
(QS 3:104, Ali Imran).

Di zaman modern ini, da’wah secara kolektif dan profesional dibutuhkan umat Islam sebagai bentuk ‘amal jama’i. Karena itu, keberadaan Lembaga Islam sangat penting, Pada prinsipnya, setiap Lembaga Islam melakukan aktivitas da’wah islamiyyah. Hanya saja bentuknya mungkin berbeda, ada yang mengambil bentuk pendidikan, sosial, ekonomi atau da’wah secara langsung. Lembaga Islam perlu merumuskan dirinya dengan menetapkan tujuan, visi dan misi serta cara-cara yang akan ditempuh dalam mencapainya. Selanjutnya apa yang telah ditetapkan dapat dimengerti, dipahami dan diimplementasikan dalam berbagai bentuk aktivitas da’wah.

Aktivitas da’wah perlu didokumentasikan, supaya para aktivisnya mudah untuk melakukan penelusuran, evaluasi dan audit, serta sebagai bahan pertangungjawaban yang dapat diinformasikan kepada masyarakat. Hal ini bukan berarti Lembaga Islam bermaksud untuk pamer (riya’), tetapi agar supaya masyarakat dapat mengenal dan memahami lembaga tersebut, dan pada akhirnya mereka turut terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan. Diharapkan dengan menerima informasi yang terdokumentasikan dengan baik, mereka mau mendukung da’wah islamiyyah, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materiil.



II.2. INSTRUKTUR IKHLAS?
IKHLAS bukanlah kata yang asing bagi kita. Karena ajaran agama juga mengajak kita untuk selalu ikhlas, baik dalam beribadah maupun dalam hidup. Tapi berapa banyak orang yang bisa menghayati makna ikhlas sampai ke dalam lubuk hatinya? Padahal sebenarnya, ikhlas adalah bagian terpenting dari pencapaian manusia. Di dalamnya terkandung makna kesabaran, kepasrahan, dan penerimaan, yang memungkinkan manusia semakin dekat dengan Tuhan. Ikhlas terletak pada niat di dalam hati. Karena itu belajar ikhlas bisa berarti belajar melihat dengan hati, mendengar dengan hati, dan tentunya mengikuti kata hati. Kedengarannya memang mudah saja, karena sejak kecil kita sudah sering mendengarnya dari lagu, nasihat orang tua, atau kata-kata para bijak. Hanya saja, kita tidak pernah tahu bagaimana cara mencapainya.
Atas dasar itu, kita bisa mengenali, menyadari, dan mengelola perasaan-perasaan kita. Dan satu hal penting yang perlu kita sadari adalah bahwa perasaan juga merupakan kunci untuk memahami diri kita dan menemukan diri yang sejati.
Menurut Nunu, sebaiknya kita selalu melakukan segala sesuatu hanya dengan perasaan damai, menerima, dan berani. Karena itu akan membuat kita lebih bahagia dan efektif dalam kehidupan maupun karier.
Tapi apa yang bisa dilakukan ketika kita terjebak oleh perasaan negatif dan harus melibatkan orang lain . Biasanya yang dilakukan orang adalah mengabaikannya, dengan cara melakukan hal-hal lain yang dianggap lebih menyenangkan. Begitu juga kalau perasaan negatif tadi kita ungkapkan atau ekspresikan langsung. Biasanya justru akan mendatangkan masalah yang baru, contohnya jika kita menonjok orang yang membuat kita kesal, hasilnya hanyalah orang itu akan membalas menonjok kita. Atau kalau tidak berani membalas, mungkin dia akan marah-marah. Jadi yang terbaik adalah dengan mengikhlaskan atau membebaskan perasaan itu. Dengan begitu, energi itu akan lenyap dan menyatu dengan diri kita. Rasa tak nyaman yang menyertainya pun akan lenyap.
Maka hal yang perlu dilakukan oleh seorang instruktur yang juga hakiki sebagai manusia adalah menggunakan teknologi ikhlas. Yaitu diperlukan dua upaya untuk mengakses keikhlasan kita di dalam hati, yaitu dengan sebutan brainwave management (meng-upgrade otak dan pikiran) dan heartwave management (meng-upgrade jantung dan perasaan).

Brainwave management diperlukan dalam mengenali dan mengatur gelombang otak unik melakukan berbagai aktivitas sehingga bisa mencapai hasil yang maksimum. Ini merupakan jalan untuk masuk ke dalam sumber kekuatan bawah sadar sehingga kita bisa menghapus pikiran atau kebiasaan negatif yang sudah tertanam di sana.

Heartwave management diperlukan dalam mengakses jantung dan perasaan nntuk membuang segala bentuk nafsu kita dan mengubahnya menjadi perasaan ikhlas. Ini pada akhirnya akan membuat proses pencapaian kesuksesan menjadi begitn sederhana, mudah, sekaligus menenteramkan.

Intinya, kita harus terampil untuk masuk ke bawah sadar kita lalu membongkar semua program negatif yang sudah tertanam di sana an berusaha mengaplikasikannya pada peserta Kemudian kita juga harus menghilangkan semua keinginan, nafsu, kesombongan, dengki, amarah, dan perasaan negatif lain yang bersemayam di hati dan mengubahnya menjadi ikhlas. "Tanda-tanda ikhlas adalah kalau kita sudah bisa mengubah perasaan negatif tersebut menjadi perasaan nyaman, damai, cinta, syukur, dan bahagia," jelas Nunu. Yang pula akan menjadikan peserta merasakan kenyamanan dalam setiap materi.


II.3. Instruktur menyenangkan + keren?
Dalam proses pendidikan persoalan psikologis yang relevan pada hakikatnya inti persoalan psikologis terletak pada peserta didik, sebab pendidikan adalah perlakuan
pendidik terhadap peserta didik dan secara psikologis perlakuan pendidik
tersebut harus selaras mungkin dengan keadaan peserta didik. (Sumardi
Suryabrata : 2004)

Dalam hal ini pengaruh dari peran seorang instruktur sangat besar
sekali. Dimana keyakinan seorang instruktur atau pengajar akan potensi
manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasi
merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental
peserta atau instruktur berdampak besar terhadap iklim belajar dan
pemikiran peserta didik yang diciptakan instruktur. instruktur harus mampu
memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlihat
berpengaruh kuat pada proses belajarnya. (Bobbi DePorter : 2001) dan
Proses pendidikan merupakan totalitas ada bersama instruktur
bersamasama dengan peserta didik; juga berwujud totalitas pengarahan
menuju ke tujuan materi tertentu, disamping orde normatif guna
mengukur kebaikan dan kemanfaatan produk perbuatanpemberian materi itu sendiri.
Maka perbuatan mendidik dan membentuk manusia muda itu amat sukar,
tetapi benar-benar harus dilandasi rasa tanggung jawab tinggi dan upaya penuh kearifan.



Selain itu instruktur juga harus menyenangkan bagi peserta.dimana menyenangkan itu adalah Ia dapat peka terhadap keadaan peserta didiknya diamana Ia menyadari setiap atmosfir dalam forum materi nya karena menurut data tentang DAYA TAHAN BELAJAR OTAK pada umumnya


Disadari, membuat pelatihan untuk orang dewasa sangat berbeda, dibanding dengan pendidikan untuk siswa sekolah. Apalagi jika pendidikan dan pelatihan tadi ada efek sampingnya, yang merupakan salah satu persyaratan untuk naik pangkat/jabatan. Seorang instruktur, ibaratnya sebagai seorang entertainer, bagaimana agar yang disampaikan menyenangkan, bukan sekadar memahami materi pelatihan, tetapi suasana dalam pelatihan, hubungan antara instruktur dan partisipan, haruslah menjadi hubungan yang sangat menyenangkan.

Karena itu seorang instruktur harus memiliki trik-trik khusus untuk Ice breaker, memiliki sifat supel yang dapat diterima dalam stiap kalangan tanpa harus membedakan status maupun kelas sosial, yang memilki materi-materi yang benar-benar dapat dirasakan pengaplikasianya dalam kehidupan sehari-hari, dan menjadi dirinya sendiri dalam cara-cara pemberian materi dan mengakui bahwa setiap orang memiliki potensi/ mempunyai 8 kecerdasan dasar, diantaranya Ciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang 8 kecerdasan :


a. memBerikan selalu pujian pada pendengar
b. Berikan semangat positif dan dukungan.
c. Gunakan gaya belajar yang bervariasi dan tidak monoton pada satu gaya yang menjadi gaya keunggulan pengajar.
d. Bersabar,Karena belajar adalah sebuah proses dan setiap orang terlahir dengan keunggulan dan sifat dasar yang berbeda.

yang siap digali dan dikembangkan, yang berfungsi bersamaan dengan cara yang berbeda pada setiap orang. Ada yang mempunyai tingkatan sangat tinggi pada semua kecerdasan, ada yang cenderung rendah pada semua tingkatan & bahwa setiap orang adalah unik, setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia dan kombinasi-kombinasinya.
Menurut Ir.nono hartono, dalam berkomunikasi dengan pendengar,Bahasa AKU menandakan:
• Bersifat EMPATI
• Kecakapan kata yang luar biasa
• Fokusnya ke diri kita (perasaan kita)
• Keluar dari Jiwa
• Tidak negatif feeling


Bahasa KAMU :
• Bersifat “Blaming the Victim”
• Menuntut, memaksa, menasehati, menjelaskan tanpa tahu permasalahan
• Keluar dari emosi (menyinggung perasaan)
• Akibatnya sikap defensif, bela diri kalau berani
• Merasa saya orang nakal, jahat, dan tidak pintar.



















BAB III PENUTUP

III.1. KESIMPULAN
instruktur harus memiliki trik-trik khusus untuk Ice breaker, memiliki sifat supel yang dapat diterima dalam stiap kalangan tanpa harus membedakan status maupun kelas sosial, yang memilki materi-materi yang benar-benar dapat dirasakan pengaplikasianya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat menciptakan perasaan menyenangkan bagi peserta, timbulnya perasaan ikhlas memberi,yang timbul dari diri sendiri dan timbul dari diri peserta dan dianggap ‘keren’ pada pandangan peserta masing-masing.

III.2. DAFTAR PUSTAKA 1.http://www.usnews.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm)
2.Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

rintih ku

Terkadang aku merasa memiliki sepasang sayap. dalam kelam.hati bertasbih memuja diri.pada mahkota yang semu. Jasad menerka tak pasti,karena seiring doa,izin pun pasti akan terkabul. Hanya ini yang dapat ku perbuat. Merasa tak memiliki karena dimiliki. Tiada jika tak terlahir, hanya hiasan jika tak bermoral. Daun merintih melepas lelah pada sang bulan, terpatri jasa yang tak Nampak. Aku… ya! Hanya aku. aku yang tegak pada gelanggang samudera kehidupanku.. ya! Hanya aku. meski mentari tak dapat berjanji padaku.. meski burung tak bernyanyi untukku.. meski purnama tak berpihak padaku… aku takkan lelah berlari.karena seberkas cahaya menanti ku disana.dan q harap cahayaitu hanya bersinar untuk gelap ku.